Marsinah (lahir 10 April 1969 meninggal 8 Mei 1993 pada umur 24 tahun)
Adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Surya yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo.
Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap. Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.
Umi Sardjono (lahir 24 Desember 1923 – wafat 11 Maret 2011)
Pada nisan kayu di atas gundukan tanah merah itu tertulis Suharti Sumodiwiryo, Lahir 24 Desember 1923, Wafat 11 Maret 2011. Mungkin siapa pun yang bertandang ke makam itu pada suatu hari nanti tak akan tahu bahwa di situ terbaring Umi Sardjono pejuang perempuan sosialis yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk menebus pembebasan Negara dan rakyat pekerja dari penjajahan kolonialis-fasis-imperialis namun berujung pada penghancuran atas diri, organisasi, partai dan gerakannya oleh tangan bangsa sendiri. Seperti halnya kawan-kawannya yang dibunuh atau hilang pada 1948 dan 1965, Umi Sardjono akan menjadi unsur yang (di)hilang(kan) dalam sejarah Indonesia, bahkan sejarah gerakan perempuan, karena demikianlah mainstream sejarah menginginkannya.
Dalam rangka memperingati 17 tahun gugurnya Marsinah dan 40 hari wafatnya Ibu Umi Sardjono, Barisan Perempuan Indonesia (BPI) akan melakukan kegiatan doa bersama yang akan diadakan di Studio Dolorosa , besok malam (8 Mei 2011).